10 Ribu Untuk 1 jam
Hari semakin malam,udara semakin dingin sampai
menusuk tulang,rintik-rintik air hujan mulai turun,angin malam yang semakin
kencang membuat malam itu semakin menghanyutkan. Rehan yang masih berumur 6
tahun menunggu ayahnya pulang dari kerja. Tak lama kemudian ayahnya datang
dalam keadaan yang sangat lelah.
Rehan yang berdiri
tepan di depan ayahnya langsung bertanya “Ayah,boleh aku tanyakan sesuatu
kepada ayah..?”,”Boleh,apa itu nak..?”,”Berapa rupiah yang ayah peroleh dari
pekerjaan ayah tiap jamnya?”,”Itu bukan ururanmu! Mengapa engkau tanyak soal
itu?” Kata Ayah dengan marah kepada Rehan.” Aku Cuma mau tau yah,tolong
beritahu aku,berapa rupiah yang Ayah dapatkan tiap jamnya?” Rehan memohon, ”Baiklah,kalau
kau memaksa ingin mengetauinya,Ayah mendapatkan Rp.10.000 tiap jamnya,nak?”
jawab sang Ayah, ”Oh” sahut si kecil itu,tak lama kemudian Rehan mendongakkan
kepalanya dab berkata “Ayah,apa aku boleh meminjam uang Rp.5000 saja pada Ayah?”
tambah sang anak itu,sang Ayah bertambah marah kepada anaknya dan langsung
berkata “Kalau kau tanya-tanya soal berapa gaji Ayah tiap jamnya ,hanya untuk
meminta uang untuk membeli apapun yang kau mau dan tak berguna,itu sungguh
keterlaluan. Pergi sana ke kamarmu !. kau hanya membuang-buang waktu Ayah
saja,Ayah tak punya waktu untuk perengek seperti itu.”.
Akhirnya rehan pergi
kekamarnya dengan menangis dan menutup pintu kamarnya. Sang Ayah duduk dengan
raut wajah yang jengkel. Betapa kurang ajarnya anak itu menanyakan hal itu
kepadaku,hanya untuk mendapatkan uang dan dipergunakan dengan tak berguna. Sekitar
2 jam kemudian,ketika persaan sang Ayah sudah tenang,ia mulai berpikir,mungkin
ia terlalu keras pada anaknya. Sang Ayah pun langsung beranjak dari kursi
duduknya dang langsung bergegas pergi ke kamar anaknya dan langsung mebuka pintu
kamarnya “Kau sudah tidur,nak?” ia bertanya, “belum yah” jawab Rehan, “Maafkan
Ayah nak,tadi ayah terlalu keras padamu.” Kata Sang Ayah dengan menyesal, “Taka
pa<REhan yang salah,tak seharusnya REhan bertanya soal itu kepada Ayah.” Jawab
Rehan denga tersenyum, “Tidak anakku,Ayah yang salah ,hari ini ayah sangat
sibuk dan lelah sekali,jadi ayah melampiaskan kepadamu nak,maafkan ayahmu ini
nak ?” tambah sang Ayag dengan perasaan sedih. Dengan senyuman kecilnya Rehan
menjawab “Rehan yang telah mengganggu
waktu istirahat Ayah,sehingga ayah tak sengaja memarahiku,Rehan hanya ingin
bersama Ayah sebentar saja,tapi Rehan malah mengusik waktu Ayah ,maafkan Rehan
yah..?”,”Sudahlah,tak apa nak. Ini Ayah kasih Rp.5000 yang kau perlukan tadi
nak?” jawabnya dengan memberi selembar uang kepada anaknya,Rehan langsung
tersenyum bahagia dan berkata “Iya Ayah. Terima kasih ,Ayah.”
Lalu rehan beranjak
mengambil uang yang berada di bawah bantalnya. Melihat anaknya memiliki
beberapa lembar uang,Sang Ayah tersenyum bahagia. Rehan tampak sibuk
menghitung-hitung lembar uangnya. “Kalau kamu sudah punya uang senddiri,kenapa
mintak ke Ayah nak?” tanya sang Ayah yang mulai keheranan, “Karena uangku masih
belum cukup Ayah,tapi sekarang sudah cukup yah.” Jawab anaknya, “Memang akan
kau buat apa uang itu,nak?” tanya sang Ayah semakin heran. Rehan lagi-lagi
hanya tersenyum manis dan berkata “Ayah,sekarang aku punya Rp.10.000,sama
seperti uang yang Ayah peroleh setiap jamnya. Bolehkah aku membeli waktu Ayah
untukku,hanya untuk satu jam?,Pulanglah satu jam lebih awal besok,aku hanya
ingin makan bersamamu,yah.”. Tanpa sadar Sang Ayah meneteskan air matany,ia
langsung memeluk Rehan dengan erat,ia menyesal karena ia tak penah ada waktu
untuk anak laki-laki satu-satunya itu.
Kadang kita melupakan
seseorang yang berharga dalam hidup kita,hanya karna kesibukan kita. Tanpa kita
sadari,kita juga telah menyakiti hati seseorang yang menyayangi kita. Kadang kita
berpikir bahwa itu baik untuk kehidupan keluarga kita,tapi mengapa masih ada
yang terluka. Memang,mencari nafkah itu baik untuk keluarga,hanya saja cara
kita yang salah,sesibuk apapun kamu,luangkanlah waktu untuk keluargamu. Janga kau
terlantarkan kelurgamu hanya karna kerja kerasmu,karna keluargamu adalah
kebahagianmu.